
Tuapejat, Mentawai – Universitas Negeri Padang melalui program pengabdian masyarakat terus berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Kepulauan Mentawai. Selama tiga hari, dari tanggal 21–23 Juli 2025 tim melaksanakan kegiatan pengabdian pengembangan pariwisata berbasis olahraga dan budaya. Kegiatan ini merupakan tahap 1 dari 2 kegiatan yang akan dilaksanakan di Kepulauan Mentawai. Pada Tahap 1 ini sebanyak 30 peserta yang terdiri dari kelompok wisata, nelayan, dan masyarakat lokal yang terlibat. Peserta mengikuti pelatihan terpadu yang mencakup pembuatan cendera mata khas Mentawai, penyusunan struktur organisasi, pengenalan bentuk olahraga sebagai penunjang kegiatan rekreasi seperti: woodball, stand up paddle (SUP), snorkelling. Pada tahap dua akan diadakan pelatihan pembuatan makanan/snack yang dapat dijadikan oleh-oleh Mentawai.
Kegiatan pengabdian diketuai oleh Dr. Nuridin Widya Pranoto, S.Pd., M.Or bersama tim dosen Universitas Negeri Padang (UNP) yang terdiri dari Dr. Rayendra, S.Pd., M.Pd., Dr. Ahmad Chaeroni, S.Pd., M.Pd., Varhatun Fauziah, S.Or., dan Raihan Alfarobi, M.Or. Kegiatan pengabdian secara resmi oleh Drs. Joni Anwar, M.H, selaku Staf Ahli Bupati Kepulauan Mentawai. Beliau menyampaikan bahwa kehadiran tim akademisi ini menjadi bentuk nyata dukungan perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat.“Mentawai tidak hanya kaya akan alam, tetapi juga budaya dan kreativitas masyarakat. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat bisa menjadi pelaku utama pariwisata berkelanjutan,” ujar Drs. Joni Anwar, M.H .
Hari pertama pelatihan berlangsung di Aula Uma dengan materi pembuatan cendera mata khas mentawai, pembuatan struktur organisasi, pengembangan olahraga penunjang wisata, serta bagaimana menjaga keberlangsungan kawasan wisata dengan menjaga kebersihan.
Pada hari kedua dan ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung di Pantai Jati. Peserta dilatih bermain woodball sebagai olahraga rekreasi, kemudian diperkenalkan pada olahraga air stand up paddle (SUP), serta aktivitas snorkeling.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap ekosistem pantai, tim pelaksana bersama peserta memasang penanda himbauan di kawasan Pantai Jati. Penanda tersebut berisi pesan keselamatan wisata dan ajakan untuk peduli sampah agar pantai tetap terjaga kebersihannya.
Untuk mendorong keberlanjutan usaha, tim juga menyerahkan beberapa peralatan seperti bahan dan alat pembuatan cendera mata kepada kelompok masyarakat yang telah dilatih. Peralatan olahraga penunjang wisata juga pengabdi berikan kepada kelompok masyarakat yaitu: stand up paddle, peralatan woodball, pelampung, dan alat snorkling. Langkah ini diharapkan dapat mendukung tumbuhnya usaha kreatif lokal serta adanya sinergi antara kegiatan sport dengan kegiatan rekreasi.
Ketua pelaksana, Dr. Nuridin Widya Pranoto, S.Pd, M.Or, menyebutkan bahwa kombinasi pelatihan budaya, olahraga, dan lingkungan merupakan strategi sustainable pariwisata.
“Mentawai punya potensi besar, namun perlu SDM yang siap mengelola. Dengan keterampilan yang diberikan, kami ingin masyarakat menjadi motor penggerak pariwisata lokal yang kreatif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Salah satu peserta dari kelompok nelayan menyebut pelatihan ini membuka peluang baru. “Sekarang kami tahu potensi lain yang bisa dikembangkan di wilayah kami, dari wisata olahraga hingga kerajinan khas,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Tuapejat dapat semakin mandiri dalam mengembangkan pariwisata Mentawai, tidak hanya sebagai penonton tetapi sebagai aktor utama penggerak ekonomi berbasis budaya dan olahraga.