Agam, 14 Juli 2025 –
Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LPPM) melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (MoNev)
terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Nagari Kamang
Tangah 6 Suku, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.
Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pengabdian masyarakat yang berdampak langsung bagi lingkungan dan masyarakat. Salah satu bentuk nyatanya adalah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Berbasis SDGs yang saat ini berlangsung di Nagari Kamang Tangah 6 Suku, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Pada Senin, 14 Juli 2025, tim dari Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN-LPPM UNP melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi ke lokasi KKN. Kunjungan ini dipimpin oleh Dr. Yasdinul Huda, S.Pd., M.T., selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN UNP, didampingi oleh Dr. Syaiful Haq, S.Pd., M.Pd.T., dan Rafles Kahar serta mahasiswa KKN yang diketuai oleh Zairil Gibran dari Program Studi Fisika.
Kegiatan monitoring ini tidak sekadar seremonial,
melainkan menjadi momentum untuk melihat langsung implementasi program kerja
yang telah dirancang mahasiswa bersama masyarakat. Salah satu yang menjadi
perhatian utama adalah tiga program unggulan yang diusung mahasiswa KKN Tematik
UNP di nagari ini. Program tersebut meliputi pembuatan mesin pencacah sampah
anorganik, mesin pencacah pupuk organik, serta pengumpulan dan produksi 700
botol ecobrick yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan plang nama Nagari
Kamang Tangah 6 Suku. Ecobrick ini dibuat dari limbah plastik yang dikumpulkan
dan dipadatkan ke dalam botol, menjadi solusi sederhana namun efektif untuk
mengurangi sampah plastik sekaligus menciptakan produk yang bermanfaat bagi
nagari.
Dalam kegiatan di lapangan, mahasiswa
mendemonstrasikan langsung cara kerja mesin pencacah kepada masyarakat. Mesin
ini dioperasikan secara manual dan ditujukan agar masyarakat dapat secara
mandiri mengolah sampah plastik maupun sampah organik yang ada di lingkungan
mereka. Sampah organik yang dicacah selanjutnya diolah menjadi kompos,
sedangkan limbah plastik diproses menjadi ecobrick. Dengan begitu, masalah
sampah yang selama ini menjadi persoalan lingkungan dapat dikelola lebih baik,
bahkan bisa menjadi peluang ekonomi di masa mendatang. Tim MoNev menyaksikan
langsung bagaimana proses ini berjalan dengan melibatkan masyarakat setempat.
Deretan botol ecobrick yang tersusun rapi di halaman warga menjadi bukti
konkret keberhasilan kegiatan ini.
Program KKN ini tidak hanya berdampak bagi
lingkungan, tetapi juga relevan dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Development Goals (SDGs). Setidaknya lima poin SDGs yang
terlibat langsung, di antaranya pengentasan kemiskinan, kota dan pemukiman
berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan
perubahan iklim, serta kemitraan untuk mencapai tujuan. Mahasiswa UNP bersama
dosen pembimbing dan perangkat nagari membangun sinergi agar kegiatan ini
menjadi solusi yang berkelanjutan, bukan sekadar program sementara. Hal ini
juga sejalan dengan semangat program Kampus Berdampak yang tengah digalakkan
oleh UNP, yaitu menjadikan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian integral
dari peran perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan sosial dan
lingkungan.
Melalui kegiatan ini, UNP berupaya membuktikan
bahwa pengabdian tidak hanya tentang kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat,
tetapi tentang bagaimana pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki dapat
diimplementasikan secara nyata untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Di Nagari
Kamang Tangah 6 Suku, semangat kolaborasi itu terasa nyata. Mahasiswa, dosen,
dan warga bergotong royong mengelola sampah, menciptakan inovasi sederhana, dan
bersama-sama menjaga lingkungan. Inilah wujud nyata dari kampus yang berdampak,
kampus yang tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga menghadirkan perubahan.