Pekanbaru, 4 Juni 2025 — Dalam rangka menguatkan kontribusi mahasiswa dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (UNILAK) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hanns Seidel Foundation (HSF), serta didukung PT Imbang Tata Alam, menyelenggarakan kegiatan Pembekalan KKN Tematik Program Kampung Iklim (ProKlim). Kegiatan ini digelar selama tiga hari, 2–4 Juni 2025, di Hotel Grand Zuri Pekanbaru, dan diikuti oleh 36 mahasiswa dari tiga fakultas—Ilmu Administrasi, Kehutanan, dan Pertanian—beserta dosen pendamping lapangan (DPL).
Salah satu momen kunci dalam kegiatan ini adalah pemaparan materi dan pembekalan strategis oleh Dr. Yasdinul Huda, M.T., Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN LPPM Universitas Negeri Padang (UNP). Dalam paparannya bertajuk "Menguatkan Peran Mahasiswa dalam Adaptasi Perubahan Iklim: Refleksi KKN Tematik ProKlim UNP", Dr. Yasdinul menekankan pentingnya menjadikan KKN sebagai instrumen transformasi sosial dan laboratorium nyata pendidikan aksi iklim berbasis komunitas.
“KKN bukan sekadar kegiatan pengabdian dua bulan, melainkan proses learning by serving yang mengakar dalam kehidupan masyarakat,” ujar Dr. Yasdinul.
Dr. Yasdinul juga menekankan bahwa mahasiswa harus dibekali lebih dari sekadar kemampuan akademik. Mereka harus siap menjadi agen perubahan yang tangguh, humanis, dan berbasis ilmu dalam mendukung tujuan nasional seperti SDGs (Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim dan Tujuan 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), serta kontribusi nyata terhadap Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dalam Perjanjian Paris.
Melalui pendekatan Participatory Action Research (PAR), Ecological
Citizenship Education (ECE), dan Visual Communication (VC), KKN
Tematik ProKlim UNP selama ini telah menyasar desa-desa dengan isu perubahan
iklim seperti lahan kritis, krisis air, dan rendahnya literasi iklim. Strategi
ini juga diadaptasi dalam pembekalan untuk DPL UNILAK agar mampu berperan
sebagai mentor transformasional, bukan sekadar pengawas
administratif.
“Peran DPL hari ini adalah pembimbing inovasi, katalisator hubungan kampus-desa, dan penjamin mutu pelaksanaan KKN,” tegas Dr. Yasdinul.
Dalam sesi refleksi dan praktik, peserta juga diperkenalkan pada dua model unggulan KKN ProKlim UNP yang siap direplikasi di lokasi KKN UNILAK:
- Program Kampung
Iklim: Fokus pada penghijauan, edukasi lingkungan, dan pembentukan
komunitas peduli iklim dengan target minimal 25 bibit pohon tertanam dan
edukasi kepada 50 warga.
- Program Desa
Bebas Sampah: Mendorong penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
berbasis komunitas dan pembentukan sistem pengelolaan sampah mandiri
tingkat RT/RW.
Kedua model ini dilengkapi indikator keberhasilan terukur, sistem
pelaporan, dan dokumentasi yang dapat dijadikan portofolio serta publikasi
ilmiah mahasiswa.
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan KLHK, Hanns Seidel Foundation (HSF), Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak, dan sektor industri, yang semuanya menyuarakan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan komunitas tangguh iklim.
Dalam sambutannya, Franky Zamzani, S.Hut., M.Env., selaku Deputy
PPI-TKNEK KLHK, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam
merealisasikan transisi iklim yang adil dan inklusif di
Indonesia.
Program KKN Tematik ProKlim UNILAK akan dilaksanakan selama
Juli–Agustus 2025 di Desa Kayu Ara Permai, lokasi yang telah
ditetapkan sebagai calon Kampung Iklim potensial. Seluruh peserta kini siap
mengaplikasikan prinsip partisipatif, kolaboratif, dan berkelanjutan dalam
setiap aksi komunitasnya.
“Melalui kolaborasi ini, kita tidak hanya menyiapkan mahasiswa
menghadapi tantangan iklim, tetapi juga mewujudkan mimpi besar menuju Indonesia
Emas 2045,” tutup Dr. Yasdinul.
#MahasiswaUntukIklim
#AksiIklimBersama
#KKNProKlimUNP
#SolusiKomunitas
#AdaptasiBersama
#KampusHijauBeraksi
#DariDesaUntukBumi
#BersamaLawanKrisisIklim
#AksiNyataSDGs
#ProKlimUntukIndonesia