Pariaman — Dalam upaya membangun masyarakat
pesisir yang tangguh dan siap menghadapi bencana, Universitas Negeri Padang
(UNP) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali
mengukuhkan langkah strategis melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
“Tsunami Ready Community” Tahun 2025.
Sebagai bentuk kesinambungan dari Nota Kesepahaman antara UNP dan BMKG yang telah ditandatangani pada 30 September 2023, rombongan Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN UNP bersama BMKG melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Pariaman pada Senin, 16 Juni 2025 di Pendopo Wali Kota Pariaman.
Pertemuan ini dihadiri oleh Wali Kota Pariaman, Drs.Yota Balad, Wakil Wali Kota Mulyadi, S.AP., Kalaksa BPBD Kota Pariaman, Radius Syahbandar, serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Dari pihak UNP, hadir langsung Kepala Pusat Abdimas dan KKN, Dr. Yasdinul Huda, MT didampingi Tim Koordinator KKN, M. Hafrison, M.Pd., bersama Kepala Stasiun BMKG GAW Kelas I Padang Panjang, Dr. Suaidi Ahadi, MT..
Dalam
sambutannya, Wali Kota Pariaman menyambut antusias rencana pelaksanaan KKN
Tematik tersebut, dan menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh program yang
bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat pesisir pantai.
“Program ini sangat relevan dan urgen, mengingat Pariaman berada pada zona rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Kami menyambut baik partisipasi UNP dan BMKG dalam membangun kesiapsiagaan warga kami,” ujar Yota Balad.
KKN Tematik “Tsunami Ready Community” merupakan salah satu bentuk konkret implementasi Kampus Berdampak dalam bentuk pengabdian berbasis mitigasi kebencanaan melalui KKN berdampak oleh mahasiswa UNP. Program ini dirancang untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran risiko bencana kepada masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir pantai rawan terdampak megathrust, seperti Pariaman.
Yasdinul Huda, mewakili LPPM UNP, menjelaskan bahwa mahasiswa peserta KKN akan mengusung pendekatan partisipatif dan edukatif yang dikolaborasikan dengan teknologi BMKG serta pendekatan lokal berbasis kearifan masyarakat.
“Kami ingin menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai penerima informasi, tetapi sebagai pelaku aktif dalam membangun sistem peringatan dini dan evakuasi mandiri melalui terbentuknya komunitas yang siaga tsunami. Inilah esensi dari komunitas yang benar-benar ‘Tsunami Ready’,” tegas Yasdinul.
Sementara itu, Suaidi Ahadi dari BMKG Padang Panjang menekankan bahwa penguatan sinergi lintas sektor sangat penting untuk mengurangi risiko bencana secara sistemik.
“Kegiatan ini merupakan pilot project yang dapat menjadi model nasional. Kita tidak hanya mentransfer data, tetapi juga membangun pemahaman kolektif,” jelasnya.
Dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kolaborasi UNP-BMKG dalam KKN Tematik “Tsunami Ready Community” di Kota Pariaman diharapkan menjadi inspirasi bagi kota-kota pesisir lainnya di Sumatera Barat, dan menjadi bagian integral dalam agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). (ydlppm)